Motivasi secara umum digambarkan sebagai proses yang menjelaskan arah, ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan. Seorang dikatakan memiliki motivasi yang tinggi apabila seseorang memeliki keinginan untuk menggapai atau mewujudkan sesuatu dengan kemampuan maksimal yang ada dalam dirinya.
PENGERTIAN MOTIVASI MENURUT PARA AHLI :
1. Menurut Cropley (1985), motivasi dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perlakuan tertentu.
2. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang meyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut
FUNGSI ADANYA MOTIVASI
1. Motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan
2. Motivasi sebagai pendorong
3. Motivasi sebagai stimulator
4. Motivasi sebagai sumber keberanian
MODEL
MOTIVASI
Berbagai
model yang menguraikan bagaimana motivasi terjadi telah dikembangkan, 3 model
tersebut adalah:
· Model
Kebutuhan-Tujuan
Model
motivasi dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini
kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk
mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan
dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat
berkurang.
·
Model
Ekspektasi Vroom
Pada
kenyataannya, proses motivasi adalah situasi lebih rumit dibandingkan yang
digambarkan oleh model motivasi kebutuhan-tujuan. Model ekspektasi Vroom
mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Seperti halnya dengan model
kebutuhan-tujuan, model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan
yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusian. Akan tetapi, disamping itu
model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi
adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika
keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.
·
Model
Porter-Lawler
Porter dan
Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian
proses motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan-tujuan atau
model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua
model sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang
dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan
untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang
dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan
menjadi nyata.
Mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai
pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri
secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita jangan
membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. Orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
Jadi, dalam hidup diperlukan sikap motivasi dan juga mawas diri. Karena dua sikap ini sangat mwembantu mengontrol kehidupan kita sebagai manusia yang juga sekalgius konsumen. Apabila tidak, maka akan terjadi sikap yang out of control yaitu diluar kendali dan memungkinkan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sumber : klik disini dan klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar