Sekuel ketiga dari novel Hunger Games merupakan bacaan menarik
karena menyajikan tatanan bahasa ala sekuel sebelumnya dari novel karya
Suzanne Collins.
Berikut ini ada beberapa sinopsis tentang Mocking Jay karya Suzanne
Collins.
Novel ini dirilis pada 24 Agustus 2010 di Amerika Serikat oleh peneribit
Scolastic. Sedangkan di Indonesia novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka
Utama pada Januari 2012.
Katniss Eveerden selamat dari Hunger Games,
dua kali. Setelah diloloskan dari Quarter Quell oleh kelompok
pemberontak dari Distrik 13 yang sebelum ini diyakininya sudah musnah, Katniss
menjalani sesi-sesi latihan dalam kota bawah tanah di Distrik 13 untuk
menjadikannya seorang pejuang, pemberontak. Seorang Mockingjay. Sementara itu,Capitol makin membenci Katniss. Capitol menghujani Distrik 12
dengan bom. Sementara itu,Peeta Mellark jadi tawanan Capitol. Katniss
berasumsi Peeta sudah tewas. Sayangnya Peeta masih hidup. Peeta ditampilkan di
TV dan disiarkan ke seantero Panem dan dia dianggap sebagai pengkhianat. Kemudian para
pemberontak berhasil menculiknya dan membawanya ke Distrik 13. Celakanya, Peeta
sudah berubah 180 derajat. Ia ditahan dan disiksa sedemikian rupa oleh Capitol.
Peeta telah dibajak dan dicuci otak. Segala kenangan masa lalunya, terutama
yang berhubungan dengan Katniss, diobrak-abrik dengan racun tawon penjejak.
Peeta yang baru ini melihat Katniss sebagai mutt (makhluk buas ciptaan
Capitol), dan bernafsu untuk membunuhnya. Katniss depresi, stres dan menderita gangguan mental. Namun sementara itu
ia terus berperang bersama para pemberontak, merebut distrik-distrik. Seakan
luka-luka yang dideritanya belum cukup banyak saja. Katniss menjadi boneka
Coin, pemimpin Distrik 13, sang Mockingjay yang menyulutkan api
pemberontakan ke seluruh distrik. Namun ia belum mengetahui, bahwa Coin punya
rencana lain terkait dengan dirinya. Katniss cuma punya satu tujuan yang
menguasai benaknya, yaitu membunuh Presiden Snow dengan
tangannya sendiri. Sahabatnya, Gale
Hawthorne selalu ada disampingnya selama perjuangan, namun juga ada
Peeta, dengan pikirannya yang kacau. Di saat-saat paling tak memungkinkan
inilah, Katniss akhirnya bisa menentukan perasaannya ditujukan kepada siapa.
Tapi percuma saja ia memilih, karena ia tahu dirinya, Peeta, Gale, beserta
semua orang lain yang berjuang bersamanya, tidak ditakdirkan untuk tetap hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar