Halaman

Jumat, 19 April 2013

DIRECT & INDIRECT SPEECH

Direct Speech : is saying exactly someone has said. It appears within quotation marks ("...") and should be for word.
Direct speech repeats,or quotes,the exact words spoken . When we use direct speech in writing,we put the words spoken between inverted commas and there no change in these word. We may be reporting something that's being said NOW,or telling someone later about a previous conversation. con

Indirect Speech : is enclosing what the person said. It doesn't use quotation marks and doesn't have to be for word.
Indirect speech is usually used to talk about the past. When we use indirect speech, we don't use inverted commas. We should change the tense of the words spoken. We use reporting verbs for example say,ask,and we may use the word that to introduce the reported words.

EXAMPLE DIRECT AND INDIRECT SPEECH :
1. D : He says to her friend, " I have been reading "
    I  : She says to her friend that he has been reading
2. D : He will say, " The girl wasn't ugly "
    I  : He will tell them that the girl wasn't ugly
3. D : Willy said, " I'm very sleepy "
    I  : Willy said that he was very sleepy
4. D : She has told you, " I am writing "
    I  : She has told you that she is writing
5. D : Mother said to her son, " study hard "
    I  : Mother adviced her son to study hard

RULES
There are rules in converting to indirect speech. The tense ussually has change because when we use reported speech,we are ussually talking about a time in the past ( obviouxly who spoke originally spoke in past )
1.tense change

NoDirect SpeechIndirect Speech
01Simple PresentSimple Past
02Present ContinuousPast Continuous
03Present FuturePast Future
04Present PerfectPast Perfect
05Present Perfect ContinuousPast Perfect Continuous
06Simple PastPast Perfect
07Past ContinuousPast Perfect Continuous


OR

NoDirect SpeechIndirect Speech
01V1 (eat)V2 (ate)
02V2 (ate)Had + V3 (had eaten)
03Am/is/areWas/were
04Do/doesDid
05Do/does notDid not
06Did notHad not + V3
07Was/wereHad been
08Am/is/are + V-ingWas/were + V-ing
09Was/were +V-ingHad been + V-ing
10Has/have + V3Had + V3
11Will/shall/can/may/mustWould/should/could/might/had to
12Could/might/should/would + V1/beCould/might/should/would + have+ V3/been


2.modal change

Direct SpeechIndirect Speech
Will She said, “I will teach English.”
Would She said she would teach English.
Can She said, "I can teach English online."
Could She said she could teach English.
Must She said, "I must teach English."
Had to She said she had to teach English.


3.TIME CHANGE


Time in Direct SpeechTime in Indirect Speech
this (morning/noon/evening)
that (morning/noon/evening)
today
yesterday
these (days)
those (days)
now
then
(a week/ a month/ a year) ago
(a week/ a month/ a year) before
last weekend
the weekend before last/ the previous weekend
here
there
next (week/month/year)
the following (week/month/year)
tomorrow
the next/following day

Direct and Indirect Speech devided into 3 parts :

1. Statement
He said, “we will go to Singapore tomorrow”
He said that they would go to Singapore the next day.
Bob said, ” I’m a university student”
Bob said that he was a university student.

2. Command 
He told me, “wait for me !”
He told me to wait for him.
She told me, “don’t cheat anymore !”
She told me not to cheat anymore.

3. Question
Ina asked me, “Do you really love me?”
Ina asked me if/whether I really loved her.
Mixed type:
Examples:
Anton asked me, “what’s happening to you ? You look so pale”
Anton asked me what was happening to me as I looked so pale.

\(^O^)/
REFERENSI : klik disini

KETIDAKTERATURAN INI DATANGNYA DARI IBLIS!

INGAT YAAA !!! POSTINGAN INI MURNI ' COPY PASTE "
Saya merasa postingan ini penting untuk di-share. 
Untuk lebih tahu sumber asli klik disini


Pagi ini seperti biasa, bangun jam 8 dan tidak bisa langsung beranjak dari tempat tidur karena badan masih lemas dan mata masih terasa ditarik-tarik untuk kembali tidur. Ada yang salah dengan tubuhku. Sudah tidur jam 10 namun baru bisa bangun jam 8 pagi. 10 jam waktu tidur untuk umur 21 tahun pikirku bukanlah hal yang normal dan sehat. Itu sudah diambang batas. Dan anehnya meski sudah tidur sangat sangat lama, tubuhku terkadang masih lemas seharian dan bawaannya adalah ingin tidur terus.

Demi melawan rasa kantuk pagi ini, aku memaksakan diriku mengambil Hp dan mulai membuka kotak masuk pesan di Facebookku. Adalah Bapak Christopher Heyneker yang aku tidak tahu entah siapa namun beliau sungguh setia meneruskan berbagai pesan-pesan rohani ke kotak masuk Facebookku sejak tahun lalu. Dan pesan-pesan itu sangat memberkatiku bahkan memberikan pemahaman yang lebih lagi akan firman Tuhan.
Dikatakan pada pesan itu bahwa ketidakeraturan hidup sesunguhnya berasal dari kuasa si jahat. Itu adalah senjata iblis yang pelan-pelan bisa menghancurkan hidup kita. Beberapa minggu terakhir aku mulai absen dari kegiatan jogging yang biasanya kulakukan. Jangankan untuk jogging, untuk bangkit dari tempat tidur saja rasanya badan ini berat sekali. Dan keadaan seperti ini terus bertahan hingga pagi ini.

Bawaan badan yang tidak prima dan susah fokus membuatku perlahan-lahan mangkir dari deadline yang seharusnya sudah kuselesaikan dari beberapa waktu yang lalu. Tiba-tiba aku juga teringat akan salah satu bahan teduhku bulan lalu yang diambil dari Kisah Para Rasul 20:7-12 . Cerita yang sangat mengena dengan apa yang kubaca pagi ini. Intinya adalah harus tetap menjaga kondisi fisik karena sudah dikatakan bahwa daging itu memang lemah. Dan daging yang lemah bisa menjadi celah bagi roh jahat. Lalu bagaimana mengatasi kelemahan daging itu ?

Sesungguhnya ada kuasa dari roh kudus yang jauh lebih kuat dari roh jahat yang bisa membantu kita mengalahkan kelemahan daging. Mungkin hidupku sudah sangat berantakan beberapa minggu terakhir ini. Tidur jam 10, bangun jam 8, mengantuk seharian, tidak bisa fokus mengerjakan skripsi yang sudah expired dari deadline, badan tidak prima sehingga tidak bisa bekerja maksimal. Namun aku sadar bahwa aku harus fokus dan kembali lagi pada roh yang seharusnya memimpinku. Kuasa roh kudus dari Tuhan Yesus Kristus yang bisa mengalahkan ketidakteraturan yang baru kusadari berasal dari si jahat. Sampai kapan aku mau terikat kuasa iblis ini?


Kesadaran saja tidak akan cukup tanpa ada tindakan konkrit. Jadi inilah yang akan kulakukan demi mewujudnyatakan kata ‘kesadaran’ yang masih bersifat abstrak itu.
1. Mulai besok akan jogging pagi lagi. Artinya harus bangun jam 6, bukan jam 8 atau jam 9.
2.Mulai pagi ini mulai rutin saat teduh lagi dan membaca firman Tuhan karena jika hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, semuanya akan sia-sia. 
3.Memulai dan mengakhiri hari dengan berdoa.
4.Menyerahkan tubuh, roh dan pikiran yang sudah terikat kuasa iblis untuk kembali dipulihkan Tuhan Yesus lewat doa.
5.Menjaga mulut agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor, menjaga mata agar tidak mememorikan hal-hal yang tidak baik, menjaga pikiran agar tetap berpikir hal-hal yang baik dan positif.

Aku tahu saat ini aku sedang jatuh, tapi bukan berarti aku tidak bisa bangkit! 
Matius 26:41 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”


Minggu, 07 April 2013

Analisis Corporate Social Responsibility (CSR)

    Belakangan ini faktor Corporate Social Responsibility atau yang lebih dikenal dengan sebutan CSR sering disandingkan dengan pekerjaan wajibnya suatu perusahaan,utamanya karena CSR mengangkat isu sosial dan tanggungjawab perusahaan.
Worlds Bussiness Council for Sustainable misalkan mendefinisikan Corporate Social Responsibility(CSR) sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan.
    Dengan demikian dapat disimpulkan satu hal yaitu CSR memiliki pengaruh lebih terdapat elektabilitas perusahaan karena sebuah perusahaan tidak hanya tergantung pada modal,tenaga kerja,peralatan dan sebagainya melainkan juga bergantung pada bagaimana satu perusahaan bertanggungjawab dengan keadaan sosial dan tidak mengabaikan keadaan masyarakat sekitar.

Kasus :
Sebut saja kita mengangkat satu topik tentang suatu perusahaan 'A' yang bergerak dalam bidang pembuatan buku paket. Dengan berdirinya perusahaan buku paket maka CEO dan siapapun yang terlibat didalamnya pasti memiliki andil yang cukup besar tidak hanya sebatas keuntungan perusahaan. Walaupun motivasi utama setiap perusahaan atau industri bisnis sudah tentu adalah meningkatkan keuntungan namun logika ekonomi neoklasik mengatakan bahwa meningkatnya keuntungan dan kemakmuran sebuah perusahaan sangat berkaitan erat dengan kemakmuran masyarakat,serta sumbangsih pemikiran lingkungan sekitar. Maka mulainya perusahaan 'A' mencakupkan faktor CSR dalam misi perusahaan.CSR yang dilakukan perusahaan buku paket terdiri atas beberapa tahap yang dikenal dengan lima pilar aktifitas Corporate Social Responsibility yaitu :

1.Building Human Capital
Secara internal,perusahaan dituntut untuk menciptakan SDM yang andal. dan Secara eksternal,perusahaan ditutut untuk melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar biasanya melalui kegiatan pengembangan masyarakat(community development) yang memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan.

2. Strengthing Economies
Perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya sendiri sementara komunitas di lingkungannya   miskin,maka perusahaan memiliki tanggungjawab untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.

3.Assessing Social Chesion
Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan  masyarakat sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik.

4.Encouraging Good Governence
Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan harus menjalankan tata kelola dengan baik.

5.Protecting The Enviroment
Perusahaan berupaya menjaga kelestarian lingkungan yang berkaitan dengan limbah/produk buangan perusahaan


   Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007, p.66).