Cerpen: Harapan
Seakan melihat sebuah titik terang disaat Lady sedang menatap seorang
pria waktu ia masih duduk di bangku SMA kelas satu. Seorang pria bernama
Ron akhirnya membuat wanita secantik Lady menjadi ingin selalu berharap
di tiap waktunya, menantikan seorang pria tinggi putih yang selalu
duduk di depannya tersebut mengucapkan kata"I love you."
Hahaha... hal yang mustahil! Pikir Lady sewaktu dirinya sekarang
sudah kuliah. Yang berarti ia telah terikat untuk terus menyukai Ron
selama kurang lebih empat tahun (soalnya Lady sudah di semester tiga
sekarang). Di dalam hatinya, ia bertanya "Apakah aku masih harus
mengejar sesuatu yang tak pasti lagi ya? Mengejar titik terang di antara
kegelapan yang memang dari dahulu tetaplah hanya sebuah titik belaka."
Lady sudah lelah akan semuanya. Ia kini sedang berada di dalam kamarnya
yang dingin, dan memutuskan untuk membuat sebuah surat, yang sepertinya
akan menjadi surat terakhir untuk Ron, namun tetap masih belum pasti
juga. Karena rasa sayang Lady ke Ron masih begitu dalam, tapi untuk
surat perpisahan ini, meneteskan setetes air mata pun Lady tak bisa.
Dear Ron,
Malam ini aku tersadar. Semua yang kuimpikan ternyata hanya tetap
menjadi sebuah mimpi yang buruk di dalam hidupku. Apalagi untuk
menyukaimu selama empat tahun ini, aku sudah lelah dan ingin segera
pergi dari hidupmu. Atau lebih jelasnya: tak ingin melihatmu lagi,
soalnya kamu sendiri sudah kuberitahu kan, kalau aku memang selalu ada
di dekatmu, tapi maaf, masih tak akan kuberitahukan siapa aku ke kamu.
Walau kamu pernah mengajakku untuk bertemu denganmu beberapa minggu
kemarin itu, tapi Ron, mungkin sekarang aku akan jujur padamu, aku telah
mengetahui sesuatu yang pastinya kamu juga tahu, yaitu kalau ada wanita
lain yang juga menyukaimu sama sepertiku, oleh sebab itu aku tak bisa
menemuimu waktu itu dengan berbohong. Dan beruntungnya dia, dia tak sama
sepertiku, yang hanya menjadi pengagum tersembunyimu, tetapi dia
terbuka dengan teman-temannya, teman-temanmu, bahkan koko-mu sendiri
juga mengetahui hal tersebut. Lalu ketika aku mencoba bertanya ke
teman-temanmu itu yang juga adalah teman-temanku secara sok-sok bercanda
aja, ternyata mereka semua mendukung wanita itu untuk dapat menjadi
kekasihmu. Koko-mu sendiri juga kelihatannya sangat mendukungnya.
Hahaha.... aku tak tahu lagi mau ngomong apa Ron... rasanya malam ini
seharusnya aku sedih karena aku akan meninggalkanmu, tapi tak bisaaaa
hahaha.... Entah, aku sekarang hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan
surat ini lalu tertidur. Mungkin aku memang terlalu sering nonton film,
yang selalu ada tangisan disaat ada perpisahan. Yaa.... ternyata tidak
dah... hahaha....
Ron, aku masih ingin ngomong banyak ke kamu, tapi sepertinya kali ini
sudah cukup. Kali ini aku tak akan menghabiskan full kertas HVS untuk
ngomong blak-blakan ke kamu. Jadi... ya... aku tak tahu apakah kamu juga
menyukai wanita yang menyukaimu itu, tapi kalau memang iya, yasudah,
aku akan selalu mendukungmu, selalu ingin melihatmu tersenyum atau
bahagia, dan semoga kamu bahagia dengan hadiah ulang tahunmu dariku ini.
Ya, ini yang terakhir....
Setelah aku pergi, kamu akan tahu siapa aku, karena kamu tak akan
menemukan aku lagi di salah satu kegiatan yang menjadi rutinitasmu
setiap harinya. Dan aku tak bisa membayangkan, apa yang akan kamu
pikirkan kalau sudah mengetahui siapa aku. Apakah jijik, menyesal, atau
malah senang.... Hahaha...... aku kabur sajaaaaa....!!!
Happy Birthday and Good bye my Love....
Gina
Malam itu begitu dingin, Lady yang sudah selesai membungkus sebuah kado
yang berisi kemeja putih lengan panjang, dan tentunya sudah selesai
menuliskan sebuah surat yang lalu dimasukkannya ke amplop khusus
berwarna coklat muda, ia pun segera pergi ke ranjang untuk menyelimuti
dirinya. Dan sambil memeluk bantal guling kesayangannya, ia
mengkhayalkan Ron yang sudah menerima surat darinya itu. Berbagai macam
kemungkinan sedang ada di benaknya, seperti Ron nantinya akan membuang
surat tersebut ke tong sampah beserta kado darinya. Ya itu memang
pikiran terburuknya. Tapi kembali ke sebuah titik terang, yang dimana
khayalannya tersebut adalah setelah Ron membaca, ia segera mencari Lady
lalu memeluknya dengan penuh tangisan bombay. Oh. Lady sangat
menginginkan itu. Ia sangat menginginkan cinta dari Ron untuknya. Dan
seketika itu, setetes demi tetes air mata yang hangat-keluar dan
membasahi pipi Lady yang juga menjadi merona merah. Memberikan padanya
sebuah malam yang kurang menyenangkan, karena ia menangisnya pada waktu
sedang tidur bukan sedang menulis surat tersebut....
....
14 Januari 2012, tepat di ulang tahun Ron dimana surat tersebut sampai
di rumahnya. Ron yang sedang asik-asiknya bermain kartu UNO bersama
teman-temannya, tiba-tiba harus mengambil waktu sendirian di dalam kamar
pribadinya disaat ibunya sudah memberikan bungkusan kado beserta surat
yang ia sudah tahu dari siapa (saat itu ia bersama teman-temannya sedang
main di ruang tamu).
"Tunggu dulu ya. Gua mau ambil sesuatu." Kata Ron ke teman-temannya itu.
"Jangan lama-lama lu!" Kata salah satu dari mereka yang sedang asik bermain.
Setelah sampai Ron di kamarnya, ia segera membuka bungkusan tersebut dan
cukup membuatnya tersenyum ketika ia mendapatkan kemeja putih yang
selalu ia idam-idamkan belakangan ini. Di dalam hatinya, "Gina tahu
benar apa yang sangat kuinginkan...." Lalu, ia pun membuka surat yang
ada di dalam bungkusan tersebut.
Beberapa menit kemudian, setelah Ron membacanya dengan sangat serius,
tanpa pikir panjang-ia langsung ke meja belajarnya dan menuliskan sebuah
surat balasan.
Dear Gina,
Ini tak adil dan sangat membingungkanku. Aku sama sekali tak tahu
siapa kamu, walau aku tahu kalau kamu itu bawel. Tapi dengan terus kamu
sembunyiin siapa kamu yang sebenarnya, itu yang membuat aku menjadi
bingung untuk juga menyukaimu atau tidak. Soalnya aku ini juga seperti
laki-laki kebanyakan, yang ya kamu tahu lah... harus melihat fisik
terlebih dahulu. Aku tahu kalau memang sulit untuk mengungkapkan secara
langsung, soalnya aku juga pernah mengalaminya. Tapi sekarang aku
benar-benar kebingungan. Di satu sisi aku masih ingin surat-suratan sama
kamu, karena jujur, hanya kamu yang aku percayai ketimbang teman-teman
bermainku. Hanya kamu yang dimana bisa menjadi tempat untuk aku
membeberkan semua kegilaan aku dan keluargaku. Aku tak tahu kalau aku
akan menjadi sangat terbuka kepadamu, padahal awal kamu kirim surat ke
aku, aku kira ini hanya main-main. Tetapi beneran, aku sangat
membutuhkanmu! Kamu sudah kuanggap sebagai teman sejatiku selama ini
(maaf jika kata "teman sejatiku" ini menyakitkanmu, soalnya aku tak bisa
suka sama kamu sebelum kita ketemu secara langsung).
Tapi jika katamu kalau kamu akan pergi menjauh dariku dan aku akan
mengetahui siapa kamu setelah itu, baiklah, aku akan menunggunya.
Setelah aku sudah mengetahui siapa kamu, aku janji, aku akan mencari dan
mendatangimu. Namun itu pun kalau kamu memang adalah tipe ku ya (sory,
sekali lagi aku ngomong begini.... :)
Never say good bye, my best friend....
Ron
N.B Thanks buat ucapan dan kadonya ya. Aku sangat suka sekali.... :)
....
Sudah sekian lama Lady menyukai Ron. Waktu empat tahun itu bukan lah
sesuatu yang sebentar. Tiap harinya Lady hanya bisa terus-terusan
berharap kalau Ron akan bisa menjadi miliknya. Bahkan di setiap ulang
tahunnya, satu-satunya hal yang ia minta ke Tuhan adalah Ron itu
sendiri.
Cintanya yang begitu besar itu sebenarnya berasal dari suatu kejadian
yang dimana pernah Ron memohon-mohonkan sesuatu pada Lady....
...
"Ayo lah Lad, lu ikut juga ya ekskull ini. Soalnya gak ada satu pun dari
kelas kita yang bisa main piano..." Mohon Ron ke Lady dimana mereka
berdua saat itu sedang duduk bersama di kelas kala istirahat siang.
"Gimana ya Ron... gua soalnya masih ada les setiap pulang sekolah. Walau
rasanya gua emang mau berenti, tapi jangan hari ini deh ya...." Jawab
Lady. Kata-kata dimana ia bilang kalau rasanya ia mau berhenti les itu
sebenarnya hanya bohong belaka. Tiba-tiba saja ia ceplos mengeluarkan
kata itu, karena ia tak tahan jika Ron terus bermohon-mohon ke dirinya
tersebut. Ya, ia rela berhenti les hanya untuknya, dan tentunya ia siap
akan konsekuensi dari amukan orang tuanya.
"Udah, mulai hari ini aja ya lu berentinya.... Plissss!!!"
Lady pun menatapnya sambil berpikir sejenak, dan kegilaan pun lagi-lagi
terjadi. "Oke, yang penting lu anterin gua yah pulang perginya." Katanya
sambil tersenyum. Seketika itu juga Ron menjadi sangat senang, dan
memang itu lah yang selalu Lady inginkan-membuat Ron selalu bahagia....
....
Kejadian tersebut lah yang membuat Lady terus bertahan selama empat
tahun. Apalagi ketika mereka berdua akhirnya menjadi satu anggota band
musik yang bernama "TETU" (Tetap Satu), yang dimana selalu saja ada
tawaran untuk manggung di berbagai acara pementasan. Dan di setiap acara
tersebut, Lady terus mengiringi Ron yang sedang bernyanyi dengan
permainan piano andalannya....
....
Setahun kemudian....
Semua ini gara-gara wanita sial itu! Marah Lady di dalam benaknya
ketika ia sedang melihat foto-fotonya yang sedang bersama Ron sewaktu
manggung lewat laptop kesayangannya. "Oh God... mengapa aku masih belum
bisa melupakannya???!!!!"
Kini Lady sudah berada di kota lain, dan ia bekerja menjadi pemusik di
Kafe-Kafe setiap malam. Dan sampai detik ini, ia tak mengirimkan surat
ke Ron, begitu juga Ron, yang tak pernah juga mengirimkannya surat,
membuat pikiran Lady menjadi negatif dan pasrah kalau ternyata Ron
memang tak suka dengan dirinya.
"Lady, sudah satu jam nihh... sekarang gantian lagi ya... hehe" Kata
Heru, yang juga adalah pemain piano di Kafe tempat Lady bekerja malam
ini. Mereka berdua memang selalu bergantian untuk memainkan musik
instrumental. Dan kini, tiba lah saatnya untuk Lady kembali melenturkan
ke sepuluh jarinya hingga menghasilkan banyak nada yang indah yang akan
didengar semua pengunjung.
Kali ini Lady memainkan musik instrumental dari lagu-lagu yang
bertemakan melow. Karena malam ini hatinya menjadi begitu rindu dengan
Ron. Ia sangat kangen dengan segala kejadian yang dahulu pernah menimpa
mereka berdua, seperti dari semua foto yang baru saja ia lihat. Ia tak
bisa mengucap apa-apa lagi....
Kehidupan itu memang lah tak pernah terduga, ia, kehidupan, bahkan
membawa Lady sampai di suatu kota yang sangat jauh dari keluarga dan
seluruh kerabat terdekatnya gara-gara untuk melupakan Ron semata. Tapi,
sekali lagi memanglah tak pernah terduga sedikitpun, jika ternyata
impian dan seluruh doamu ketika kamu ulang tahun dikabulkan oleh Sang
Pencipta. Karena tiba-tiba saja Ron maju ke depan panggung dan mengambil
mike lalu bernyanyi. Namun ia tak memperdulikan musik instrumental apa
yang sedang dimainkan oleh Lady yang sangat begitu kaget sewaktu melihat
kehadiran Ron yang terus tersenyum kepadanya, Ron pun akhirnya malah
menyanyikan lagu ciptaannya....
Maafkan aku
Aku begitu lama membuatmu menunggu
Kuharap kau masih belum ada yang punya
Karena sekarang aku datang
Untuk memberikan janjiku
Bahkan lebih....
Kusuka siapa sebenarnya kamu
Dan harus kukatakan
Kamu telah berhasil,
Mendapatkan diriku
Untunglah Lady sudah menjadi pemusik handal, ia tahu not mana yang harus
ia mainkan sesuai dengan lagu buatan Ron tersebut. Tapi semua itu tak
menjadi penting lagi, karena setelah Ron selesai bernyanyi-Lady pun
segera melakukan semua hal yang dikhayalkannya sejak dulu. Dan semuanya
itu telah memberikan sebuah malam yang penuh kehangatan akan air mata
dan pelukan, yang menjadikan kehidupan para pengunjung yang sedang
menonton mereka berdua menjadi memiliki harapan baru tentang sesuatu
yang bernama cinta.
Tamat
SUMBER : http://ohhgetoo.blogspot.com/2012/08/cerpen-harapan.html
SUMBER : http://ohhgetoo.blogspot.com/2012/08/cerpen-harapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar